PANDEGLANG – Ketua Komite Masyarakat Untuk Partisipasi dan Transparansi (Kompast), Pandeglang, A. Nouvan menilai kegiatan studi banding panitia khusus (pansus) DPRD ke Bandung terkesan pemborosan anggaran. Pasalnya, jika pansus ingin belajar soal pembangunan jalan, datang saja ke kabupaten tetangga, atau ingin belajar pembangunan SD, lebih menggali ke Kota Tangerang.
Demikian ditegaskan Nouvan kemarin, menyikapi soal kepergian Pansus yang sedang membahas Laporan Pertanggujawaban (LPJ) bupati dan membahas Rancangan Kebijakan Umum Anggaran (RKUA) dan Rancangan Perioritas Plafon Anggaran Sementara (RPPAS) 2010.
Menurut dia, kepergian pansus ke Bandung selama sehari pada Selasa kemarin, harus bisa memberikan hasil dari kunjungan tersebut. Karena, tugas yang diemban Pansus itu harus bisa dipertanggung jawabkan dihadapan publik.
“Saya rasa, kurang tepat, jika Pansus harus studi banding saja ke Bandung . Karena kondisi anggaran sedang carut marut,” ujarnya.
Nouvan berharap hasil pansus bisa memberikan kontribusi kepada pembangunan di Pandeglang. Sebaliknya, jika hasil studi banding itu tidak bisa memberikan masukan, maupun ide untuk perbaikan Pandeglang ke depan, hal itu sangat sia-sia.
“Saya melihat studi banding keluar daerah yang dilakukan dewan priode lama juga tidak pernah memberikan imbas atau perubahan bagi Pandeglang.
Ketua Pansus DPRD, H Wahyudin Wahab menyatakan studi banding ke Bandung bukan saja membahas Lpj, namun juga banyak hal positif terkait dengan kemajuan Pandeglang ke dapan. “Jelas, pansus akan bekerja dengan baik dan serius, dan akan membawa hasil studi banding untuk diterapkan di Pandeglang,” katanya. (yus)
Filed under: CILEGON News Update | Tagged: bandung, Bupati Pandeglang, DPRD pandeglang, kabupaten pandeglang, Komite Masyarakat Untuk Partisipasi dan Transparansi, kompast, LPJ bupati, pandeglang, pansus, Rancangan Kebijakan Umum Anggaran, Rancangan Perioritas Plafon Anggaran Sementara, RKUA, RPPAS, studi banding | Leave a comment »